Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
Ahli Gizi sebut pentingnya pemberian MBG yang disertai dengan edukasi
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-13 14:09:25【Resep Pembaca】919 orang sudah membaca
PerkenalanTangkapan layar-Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Perta

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Setiawan menyebut pentingnya pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disertai dengan edukasi tentang makanan dan gizi.
Budi mencontohkan salah satu program Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelum MBG, yakni gerakan edukasi dan pemberian kudapan bergizi untuk siswa (Genius).
"Kegiatan Genius itu dilakukan di 10 provinsi, yang menjangkau 25 ribu siswa di 50 kabupaten. Program itu memang berbeda dengan MBG, yakni memberikan kudapan dengan edukasi, dengan melibatkan dinas pendidikan, dinas kesehatan, pemerintah daerah, dan BPOM untuk menjamin keamanannya, meski berbeda, mungkin ini bisa menjadi contoh edukasi gizi dalam Program MBG," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Budi menjelaskan, penetapan lokus untik Program Genius juga telah menggunakan peta ketahanan dan kerawanan pangan yang selalu diperbarui oleh Bapanas untuk mendeteksi wilayah dengan tingkat malnutrisi tinggi.
Baca juga: Menteri PANRB pastikan pemerataan MBG hingga daerah terpencil
"Itu peta yang selalu diperbarui oleh Bapanas ngak hanya di tingkat nasional, tapi juga provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga level kecamatan. Di sana kita bisa tahu area-area mana yang memiliki prevalensi malnutrisi tinggi, jadi kita memprioritaskan wilayah yang memang anak-anaknya kurang gizi," ujar dia.
Program Genius juga mendeteksi anak-anak dengan intoleransi laktosa dan alergi, yang perlu menjadi perhatian bagi BGN maupun petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Aada istilah lactose intolerant, anak-anak yang sudah lama ngak minum susu, jadi begitu minum susu suka diare. Kita juga memengakan mana yang lactose intolerant dan alergi, sehingga harus diperhatikan," tuturnya.
Menurutnya, edukasi tentang gizi bisa menyasar ngak hanya para siswa, tapi juga para petugas SPPG agar mereka bisa lebih memahami pentingnya keamanan pangan.
Hingga November 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan jumlah SPPG yang telah beroperasi sekitar lebih dari 13 ribu unit.
Baca juga: 2.031 anak terima manfaat MBG Polres Solok Selatan
Baca juga: Perpusnas dukung MBG, siapkan bacaan "bergizi" dukung peningkatan literasi
Suka(5575)
Artikel Terkait
- 368 siswa SDN 5 Mataram terima MBG
- Hamas: Cuma 980 truk bantuan masuk Gaza sejak gencatan senjata berlaku
- Dokter tegaskan pentingnya pencegahan osteoporosis sejak dini
- 6 gaya hidup anak muda yang diam
- Dinkes Cirebon catat 20 siswa alami gejala keracunan usai santap MBG
- Kemendag catat nilai transaksi UMKM BISA Ekspor capai Rp1,8 triliun
- Anggota DPRD Jabar: Pengawasan Program MBG harus diperketat
- HMI: MBG dan antikorupsi jadi mesin penggerak ekonomi setahun Prabowo
- Jangan sepelekan campak, pahami gejala hingga pencegahan yang tepat
- Cegah penyakit, pencantuman label peringatan produk tinggi GGL didesak
Resep Populer
Rekomendasi

Program MBG di NTB serap 17.434 tenaga kerja, hidupi keluarga lokal

Istana suguhkan Soto Banjar hingga mangut gindara untuk Presiden Afsel

Terumbu karang Laut Merah tunjukkan kekebalan terhadap pemutihan

BPKN siap panggil Aqua terkait dugaan sumber air dari sumur bor

Kemendes: Kebutuhan Makan Bergizi Gratis diharapkan disuplai dari desa

Unhas budidaya jamur tiram di Kampung Rimba

Ahli: Hirup mikroplastik jangka panjang berisiko picu penyakit paru

RI menyiapkan 500 ribu tenaga kerja terampil dikirim ke luar negeri